Prof. Dr. H. Azrul Azwar, MPH
CURRICULUM VITAE
PERSONAL IDENTITY
N a m e : Prof. DR. Dr. Azrul Azwar, MPH, PKK, FFM (Hon)
Place & Date of Birth : Kotacane (South East of Aceh), June 6, 1945
Resident Address : Jl. Masjid Annur No. 12 RT.0012 RW.01
Kebayoran Lama, Kel. Grogol Selatan, JAKARTA 12220
Sex : Male
Religion : I s l a m (Moslem)
Marital status : Married
Spouce : Dr. Rihna Azrul Azwar, SKM
Children : Aidil Nusantara SE + Nova Kurniasari, SH
Ilham Samudera MS + Tissie MS
Imam Dirgantara, dr + Andrie, dr
Grand children : Mutia Aidil
Hanna Aidil
Selma Ilham
Home Phone Number : (62-21) 7245804
Home Fax Number : (62-21) 7233053
Office Address : - Department of Community Medicine, School of Medicine UniversityIndonesia,
- Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Jalan Medan Merdeka Timur 6, Jakarta Pusat 10110
Office Phone Number : - (62-21) 3141066
- (62-21) 3507640
Office Fax Number : - (62-21) 3926819
- (62-21) 3507639
Cell-Phone : (62) 811.1945.66
Email : azrul@indosat.net.id
EDUCATION
1952 - 1958 : Langsa Elementary School, East of Aceh
1958 - 1960 : Langsa Junior High, East of Aceh
1960 - 1961 : Tanjung Karang Junior High, Lampung
1961 - 1964 : Budhaya Catholic Senior High, Jakarta
1964 - 1972 : School of Medicine University of Indonesia, Jakarta, acquiring MD
1972 - 1976 : Dept. of Public Health, School of Medicine University of Indonesia, Jakarta, acquiring Public HS
1976 - 1977 : School of Public Health University of Hawaii, Honolulu, USA, acquiring MPH
1991 - 1996 : University of Indonesia, Jakarta, acquiring Ph.D. (Judisium Cumlaude)
EMPLOYMENT
1974 - Present :Professor in Public Health, School of Medicine University of Indonesia, undergraduate and post-graduate programs. Main subject in Public Health Administration.
1972 - 1975 : Director, Jakarta Family Planning Traning Center
1974 - 1976 : Team Leader, Health and Family Planning Serpong Project, Univ of Indonesia- Univ of Leyden
1978 - 1998 : Executive Director, Indonesian Association for Surgical Contraception
1996 - 2000 : Dean, School of Nursing University of Indonesia, Jakarta
1998 - 2005 : Director General of Community Health, MOH Indonesia
2000 - 2004 : Board of Commissioner, PT. KIMIA FARMA, State Owned Pharmaceutical Company
2002 - 2007 : Chairman Board of Commissioner, M Jamil Hospital State-Owned Provincial Hospital, Padang
2004 - Present : Chairman Board of Commissioner, PT. INDO FARMA, State-Owned Pharmaceutical Company
2005 - Present : Rector, Binawan Institue of Health Sciences
2005- Present : Community Health Consultant, International Organization for Migration
OTHERS APPOINTMENT
1992 : Short time Consultant Pathfinder Funds, Cairo, Egypt
1992 - 1998 : The National Islamic Council, Jakarta, Member of Health Section, Jakarta
1994 - 1998 : Consortium Health Sciences, Member, Jakarta
1994 - 1999 : The National Research Council, Member, Jakarta
1994 - 2000 : The National Commission on Medical Science and Technologies Development, Member, Jakarta
1996 : Short time Consultant Pathfinder Funds, Iran
1997 - 1998 : People Consultative Assembly Republic of Indonesia, Jakarta, Member
1998 - 2000 : Task Force on Health Policy Reform, MOH, Chairman, Jakarta
2003 - 2004 : Task Force on Social Security Laws, MOH, Member, Jakarta
2003 - 2004 : Task force on Child Protection Laws, , MOH, Member, Jakarta
2003 - 2004 ; Task Force on Health System Reform, MOH, Chairman, Jakarta
2003 - 2004 : Task Force on Medical Practice Laws, MOH, Member, Jakarta
2004 - Present : Board of Trusties, State University of Sebelas Maret, Surakarta Central of Java
2006 - 2008 : Short time Consultant JICA, Afghanistan
2007 ; Short time consultant World Food Program, Jakarta
2007 ; Short time Consultant GTZ, Nanggroe Aceh Darussalam
MASS MEDIA
1968 - 1970 : Chief of Editors of Aesculapius Medical Journal, Jakarta
1973 - 1973 : Chief of Editors Pemuda Indonesia Weekly Journal, Jakarta
1980 - 1982 : Vice Chief of Editors Higina Health Magazine, Jakarta
1984 - Present : Chief of Editors Indonesian Journals of Public Health, Jakarta
1990 - 1997 : Vice Chief of Editors Panacea Health Magazine, Jakarta
1993 - 2000 : Chief of Editors Indonesian Journal of Family Medicine, Jakarta
ORGANIZATION AND PROFESSIONAL INVOLVEMENT
National
1969 - 1970 : President of Student Senate, School of Medicine, University of Indonesia
1969 - 1971 : Central Executive Board of Islamic Student Association
1970 - 1972 : President of Student Council, University of Indonesia
1980 - 1984 : Secretary General of Indonesian Public Health Association
1989 - 1991 : President of Indonesian Medical Association (First Period)
1989 - 1990 : President of National Forum for Health Organizations
1990 - 2006 : President of Indonesian Family Physician Association
1994 - 1997 : President of Indonesian Medical Association (Second Period)
1997 - 2003 : President of Indonesian Planned Parenthood Association
1999 - 2004 : Second Chairman of The Indonesian Red Cross Association
1999 - 2007 : Chairman of The University of Indonesia Alumni Association
2003 - present Chairman of the Indonesian Scout Movement
International
1971 -1973 : Central Excutive Board of South East Asia Moslem Student Association
1989 - 1991 : Vice President of Medical Association of ASEAN (MASEAN)
1989 - 1991 : President of Confederation of Medical Association in Asia & Oceania (CMAAO)
1997 - 1998 : President of World Medical Association (WMA)
1997 - 2004 : Member of Council Committee of the Int Planned Parenthood Federation (IPPF) EAPRO
2002 - 2006 : Chairman of Task Force of Nursing and Midwefery, WHO
2004 - 2007 : Member of Regional Advisory Panel on Reproductive Health WHO
2007 - present : Chairman of ASEAN Regional Primary Health Care Conference (ARPAc)
2007 - present : Chariman of ASEAN Scout Association
SCIENTIFIC PUBLICATIONS
Has published 45 research findings, 71 reference books, and 502 articles in the field of public health, family planning and population
AWARDS
1991 : Distinguished Services, Confederation of Medical Associations in Asia & Oceania, Hong Kong.
1997 : Distinguished Services, Indonesian Medical Association, Jakarta
1997 : Distinguished Achievement Award in National Development Programs. Kharisma Foundation, Jakarta
1999 : 20 Years of Excellence Services, Government of Indonesia
1999 : Distinguished Member, Diving and Hyperbaric Association, the National Naval Health Office, Jakarta
2002 : Distinguished Member, Indonesian Nursing Association, Jakarta
2003 : Tanda Kehormatan Melati, Indonesian Scout Movement, Jakarta
2006 : Pinggat Semangat Rimba Emas, Malaysian Scout Association, Kuala Lumpur
2007 : First Class Citation Medal, Thailand Scout Organization, Bangkok
2007 : Silver Hawk Medal, Japan Scout Association
2007 : Chairmans Award, Asia Pacific Regional Scout Movement
2008 : Silver Lion Medal, Singapore Scout Association
2008 : Fellow of Family Medicine (Hon), College of Family Physician of Malaysia
2008 : 30 Years of Excellence Services, Government of Indonesia
--------------------
Kak Azrul : "Di Pramuka diajarkan banyak hal yang Positif"
Pramuka Indonesia sekarang ingin menunjukkan punya potensi, Seperti di luar negeri, Amerika Serikat terutama, bisa mendidik pemuda menjadi orang yang bertanggung jawab, mandiri, disiplin, dan terampil.
"Posisi kita masih diperhitungkan di internasional", kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar. Karena itu, dia yakin geliat pramuka bisa kembali, bahkan lebih baik secara kualitas dibanding pada masa sebelumnya yang lebih menekankan kuantitas.
Bahkan guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menilai, bila ini konsisten, Indonesia bisa memiliki banyak teladan untuk membuat bangsa ini tidak lagi tawuran dan lebih siap kalah maju dalam ajang politik. Untuk itu, ia pun melakukan sejumlah revitalisasi di tengah kesulitan dana yang dihadapi pramuka.
Ketika saya terpilih pada 2003, saya meyakinkan banyak pihak, Pramuka ini sudah lama, di dunia 1907, di Indonesia 1912, saat itu namanya pandu. Saya yakinkan bahwa ini membawa banyak manfaat buat masyarakat, karena ini kan sebetulnya lembaga pendidikan.
Kami ini lembaga pendidikan nonformal. Tujuan pendidikannya, pertama, membentuk watak, kepribadian pekerti, supaya tangguh. Bagaimana caranya, ya memberi nilai-nilai.
Nah, kemudian, pendidikan kedua, keterampilan. Ada yang asli pramuka, yaitu survival, misal tali-temali, bahasa isyarat. Sekarang juga ditambahkan, keterampilan otomotif, kesehatan, kehutanan, maritim, dirgantara, termasuk teknologi informasi.
Sejak 2003 sampai sekarang, saya bersyukur Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) sangat mendukung. Karena itu ada revitalisasi. Jadi, ini ada dua tujuan, memantapkan eksistensi organisasi, karena tak mungkin jalan dan kuat pramuka tanpa organisasi yang kuat. Makanya perlu undang-undang. Saya sedang usahakan itu. Kemudian juga diperkuat sumber dana dan anggota dewasa, karena kami ini lembaga pendidikan, ada pendidik dan yang dididik. Yang dididik jelas, dari usia tujuh sampai 24 tahun, dari siaga sampai pandega (urutan predikat mulai dari SD sampai perguruan tinggi). Yang mendidiknya anggota dewasa, namanya pembina. Sekarang kami melatih pembina baru. Kami juga melakukan pembaruan, bagaimana supaya nilai-nilai itu masuk ke anak-anak.
Nah, cara mengajarkan ini yang tidak gampang. Kami mengajarkan itu di alam terbuka, lewat permainan yang menantang. Karena itu, kami sedang merevisi metodenya. Kami juga sedang lengkapi sarana-sarana permainannya, karena bumi perkemahan itu kampus. Makanya, di kampus juga harus ada bengkel-bengkel, elektronika, otomotif. Ini yang kami sedang rintis.
Khusus ASEAN, kita berhasil membentuk ASEAN Scout Association. Indonesia: saya dipilih jadi ketua. Salah satu tugasnya membentuk konferensi kedua, kemudian kongres, sebelum Jambore ASEAN. Maka, mulailah pelan-pelan kami membangun kembali pramuka ini.
Bagaimana memantapkan organisasi dan pelaksanaan fungsi pramuka untuk membentuk kemandirian, tanggung jawab, dan keterampilan. Kami ingin di gugus depan itu jalan. Sekarang apa yang terjadi? Di gugus depan sekarang cuma pakai baju pramuka, nyanyi-nyanyi, tepuk tangan. Seharusnya ada yang diajarkan sesuai nilai-nilai pramuka. Keterampilan morse, kesehatan. Kalau ada pramuka, tidak perlu ada Palang Merah Remaja.
Ini memang sejak 10 tahun lalu yang saya rasakan. Dikumpulkan massal setiap Sabtu, pakai baju pramuka. Ini tidak ada gunanya. Pramuka tidak perlu baju, yang penting bagaimana kualitas anak-anak itu. Makanya, yang penting membenahi gugus depan itu sehingga menjadi lembaga yang bisa memberi kontribusi. Ya, mudah-mudahan bisa terlaksana, supaya tak ada lagi anak-anak muda yang tawuran. Sedih sekali saya lihat mahasiswa tawuran, termasuk yang tidak siap kalah. Di pramuka diajarkan sportif dan bersiap kalau kalah. Bangsa ini kan tidak siap kalah sekarang ini. Kalau kalah bikin sempalan, bikin yang baru.
Gugus depan itu kan ada yang basisnya sekolah, dan wilayah sebenarnya. Nah, saya sedang mengembangkan yang berbasis wilayah, komunitas, karena ini yang lebih sesuai dengan prinsip pramuka. Alam bebas, permainan. Kalau sekolah, kan diajarkan di ruang kelas, kuliah, bagaimana caranya itu (bermain, bebas). Pekarangan tidak ada, mengisolasi diri. Pramuka kan terbuka, siapa saja boleh ikut. Kalau sekolah, tetangga tidak bisa ikut, menjadi kelompok eksklusif. Yang penting sekarang berbasis komunitas bisa berkembang.
Saya minta maaf, buat saya yang penting bukan kuantitas, tapi kualitas. Karena saya pikir tidak perlu semua orang jadi pandu, tapi cita-cita kami kan ada critical mass (massa yang kritis), ada keteladanan. Kami tidak mencetak semua orang menjadi pemimpin, tapi kalau ada pemimpin yang baik, kan masyarakatnya menjadi baik.
Makanya, kemarin kami melatih pembina-pembina. Ternyata mereka menyenangi, nyanyi bersama, bagaimana bermain bersama, tanggung jawab lewat permainan kepemimpinan. Dan ini dilupakan sehingga orang mengagung-agungkan sekolah alam. Padahal, ya pramuka itu sekolah alam. Pramuka sejak dulu ya outbound.
Makanya, bagaimana, sekarang bumi perkemahan itu menjadi kampus pramuka, dan kalau mau jadi kampus, harus dibina, mempunyai program pelatihan harus ada dana. Sebab, kalau tidak (ada dana), tidak bisa apa-apa.
Seperti yang saya bilang, gugus depan itu cuma pakai baju, tepuk tangan, dan nyanyi-nyanyi. Ini yang sedang saya usahakan diubah. Menurut saya, ukuran anak ikut Pramuka tingkat siaga (SD) sudah mesti bisa software Office. Kalau tidak, ditinggal kita, karena di luar (negeri) sudah pesat. Mereka sudah main game Internet, game pramuka, namanya Wild Game. Kata orang, boy scout Amerika paling bagus.
Saya dulu di Langsa, ikut pandu. Sekolah kami punya lapangan, kami belajar di lapangan, tapi kalau latihan betul di hutan. Kami diajarkan membantu orang tua. Dikasih buku apa yang kami kerjakan buat membantu orang lain. Aktivitas di pramuka itu menyenangkan dan menyehatkan.